10 Rumah Adat Kalimantan, Keindahan Arsitektur dan Filosofi dalam Kearifan Lokal

Vino B

Rumah Adat Kalimantan

Kenali lebih dekat berbagai rumah adat Kalimantan dengan arsitektur unik, makna filosofis, dan sejarah yang kaya sebagai warisan budaya yang masih lestari.

Pulau Kalimantan bukan hanya dikenal dengan alamnya yang mempesona, tetapi juga dengan ragam budaya dan adat istiadat yang kaya.

Salah satu wujud budaya tersebut adalah rumah adat khas yang dimiliki oleh berbagai suku di Kalimantan.

Masing-masing rumah adat memiliki karakteristik unik, mulai dari arsitektur hingga nilai filosofis yang tertanam di dalamnya. Berikut ini, kita akan menelusuri 10 rumah adat Kalimantan yang sarat makna dan keindahan.

1. Rumah Panjang

Rumah Panjang berasal dari Kalimantan Barat dan sesuai namanya, rumah ini memiliki panjang mencapai 186 meter dengan lebar 6 meter.

Rumah panggung ini bisa menampung hingga puluhan keluarga dalam lebih dari 50 ruangan, yang sebagian besar difungsikan sebagai dapur.

Untuk masuk, pengunjung harus menaiki tangga panjang yang disebut “tangka.” Bangunan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan solidaritas di antara penghuninya.

2. Rumah Betang

Di Kalimantan Tengah, Pesona Rumah Betang adalah rumah adat yang terkenal. Dibangun di daerah aliran sungai, rumah ini menjadi pusat aktivitas masyarakat Dayak yang banyak bergantung pada sungai.

Panjangnya bisa mencapai 150 meter, dan tinggi panggungnya mencapai 3-5 meter untuk menghindari banjir.

Rumah ini adalah simbol solidaritas dan keberanian suku Dayak dalam menghadapi tantangan alam. Di sini, struktur sosial suku Dayak dan nilai kebersamaan terjaga dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga:  Sibea Bea, Menikmati Keindahan Alam Eksotis dengan Spot Foto Menarik di Samosir

3. Rumah Banjar Bubungan Tinggi

Rumah Banjar Bubungan Tinggi, rumah adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, dikenal dengan atapnya yang berbentuk runcing dengan sudut 45 derajat.

Rumah ini sudah ada sejak abad ke-16 pada masa Sultan Suriansyah. Rumah ini awalnya berbentuk persegi panjang, namun dengan penambahan anjung di sisi kiri dan kanan, fungsinya semakin beragam, termasuk sebagai tempat menyimpan harta kerajaan. Bentuk arsitektur ini merupakan kebanggaan masyarakat Banjar dan simbol kemakmuran.

4. Rumah Baloy

Rumah Baloy adalah rumah adat dari Kalimantan Utara, rumah panggung khas suku Dayak Tidung. Rumah ini biasanya dibangun dengan kayu ulin yang sangat kuat dan tahan lama.

Arah pintu utama biasanya menghadap ke selatan, sedangkan bagian hunian menghadap ke utara. Rumah ini dihiasi dengan ukiran yang merepresentasikan nilai lokal suku Dayak Tidung dan menjadi bagian dari identitas budaya Kalimantan Utara.

5. Rumah Lamin

Rumah Lamin dari Kalimantan Timur memiliki panjang 300 meter dan lebar 15 meter. Rumah ini berfungsi sebagai tempat tinggal bagi 25-30 kepala keluarga, atau sekitar 100 orang.

Struktur rumah panggung ini dihiasi dengan dekorasi berwarna kuning, merah, putih, dan hitam, yang melambangkan kekayaan, keadilan, kesucian, dan penolak bala.

Keunikan lainnya adalah adanya ukiran hewan seperti burung enggang di atap yang diyakini sebagai penjaga rumah dan pembawa keberuntungan.

6. Rumah Lou

Rumah Lou adalah rumah adat suku Dayak Benuaq di Kalimantan Timur, sering disebut sebagai “kampung besar” karena mampu menampung banyak keluarga.

Baca Juga:  Tempat Wisata Pantai di Jakarta Terindah

Rumah ini memiliki delapan unit (olakng), dengan setiap unit memiliki bilik dan dapur tersendiri.

Rumah Lou sering dihiasi dengan ornamen khas Dayak Benuaq, dan atapnya menggunakan sirap yang tahan lama. Tangga di rumah ini juga lebih dari satu untuk memudahkan akses masuk dan keluar penghuni.

7. Rumah Radakng

Rumah Radakng, rumah adat suku Dayak Kanayatn di Kalimantan Barat, dikenal sebagai salah satu rumah adat terbesar di Indonesia dengan panjang hingga 138 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 7 meter.

Rumah ini dihiasi dengan patung burung enggang sebagai simbol kekuatan dan keberanian. Rumah ini sering disebut rumah panjang karena bentuknya yang memanjang dan kapasitasnya yang besar, mampu menampung hingga 600 orang. Di sini, masyarakat Dayak sering mengadakan upacara adat dan pertemuan penting.

8. Rumah Amin Bioq

Rumah Amin Bioq adalah rumah adat suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Rumah ini berdiri setinggi empat meter dari permukaan tanah dengan tangga yang dihiasi ukiran kepala naga sebagai pelindung dari roh jahat.

Tangga ini dapat dinaikkan dan diturunkan, memberikan perlindungan tambahan bagi penghuni. Rumah ini berfungsi sebagai pusat interaksi sosial dan pelaksanaan upacara adat bagi suku Dayak Kenyah, sehingga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

9. Rumah Bubungan Tinggi

Rumah Bubungan Tinggi juga merupakan rumah adat suku Banjar, terbuat dari kayu ulin yang tahan rayap dan bisa bertahan hingga ratusan tahun.

Baca Juga:  10 Tempat Wisata di Sentul yang Paling Populer

Rumah ini menjadi identitas suku Banjar di Kalimantan Selatan, dengan atap yang menjulang tinggi seperti gunung dan interior yang kaya dengan dekorasi. Struktur ini merupakan bentuk penghormatan terhadap tradisi leluhur dan menjadi kebanggaan masyarakat Banjar hingga kini.

10. Rumah Gajah Baliku

Rumah Gajah Baliku adalah rumah adat suku Banjar yang sering dianggap sebagai versi lain dari rumah bubungan tinggi. Rumah ini dulunya menjadi tempat tinggal keluarga Sultan Banjar.

Ciri khas rumah ini adalah ruang tamunya yang tidak berjenjang dan atapnya yang didukung oleh kuda-kuda, memberikan kesan megah dan formal. Rumah ini melambangkan status sosial dan kehormatan dalam budaya Banjar.

Rumah-rumah adat Kalimantan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai simbol identitas, nilai-nilai sosial, dan cara hidup masyarakat Kalimantan.

Melalui arsitektur yang unik dan ornamen-ornamen penuh makna, kita dapat melihat betapa dalamnya nilai budaya yang tertanam dalam setiap rumah adat tersebut.

Bagi Anda yang ingin mengenal lebih dekat budaya Kalimantan, mengunjungi rumah-rumah adat ini adalah pilihan yang tepat untuk memahami kearifan lokal dan kebijaksanaan masyarakat setempat.

Bagikan:

Tags